Tuesday, December 6, 2011

Gara-gara dokter gigi, lubang kecil pada gigi jadi besar


Hal ini sering dikeluhkan oleh pasien yang pernah ditambal giginya. Umumnya mereka merasa lubang pada giginya hanya kecil, karena itu ingin ditambal sebelum bertambah besar. Namun sebelum ditambal oleh dokter gigi, lubang pada giginya dibor sehingga menjadi besar. Apakah benar demikian?
 

Karies (proses kerusakan gigi yang disebabkan karena rusaknya kristal pembentuk gigi) selalu dimulai dari permukaan gigi, umumnya pada permukaan dimana sisa makanan mudah terperangkap. Sisa makanan yang sulit dibersihkan ini akan dicerna oleh bakteri penghuni rongga mulut menjadi asam. Asam inilah yang kemudian perlahan-lahan menggerogoti kristal pembentuk gigi.

Bentuk kristal pembentuk email gigi adalah seperti piramida dengan puncaknya pada permukaan gigi. Karena itulah bentuk kerusakan yang terjadi akan mengikuti bentuk kristal, yaitu piramida, kecil di permukaan gigi dan membesar ke dalam.

Sebelum ditambal, bagian gigi yang sehat di permukaan gigi tapi keropos di dalam ini terpaksa harus diangkat. Hal ini harus dilakukan agar seluruh jaringan mati yang berada di bawahnya dan bakteri yang terperangkap di dalamnya bisa dibersihkan. Bila tidak benar-benar bersih, penambalan lubang akan sia-sia karena proses perusakan akan berlanjut lagi. Selain itu, tepi gigi yang menggantung akan mudah pecah karena daya kunyah dan mengakibatkan kebocoran tambalan.

Karena alasan itulah, tindakan dokter gigi sebelum menambal gigi memberi kesan memperparah lubang gigi. Sama sekali tidak bertujuan untuk menambah kerusakan gigi, tapi untuk mempersiapkan ruang yang memadai, bersih dan steril bagi bahan tambalan serta mencegah kebocoran tambalan di masa mendatang.

Agak berbeda bila karies terjadi pada gigi susu, karena bentuk kristal gigi berbeda dengan gigi tetap. Kristal pembentuk gigi susu berbentuk piramida terbalik. Karena itu bentuk lubang akibat karies pada gigi susu adalah lubang yang menganga. Tanpa perlu banyak mengambil jaringan gigi lagi, bahkan kadang-kadang cukup dibersihkan secara manual, tanpa bor, gigi susu sudah dapat ditambal.

Perawatan orthodonti

Perawatan orthodonti adalah perawatan yang sebagian besar dilakukan untuk memperbaiki posisi gigi-gigi yang dianggap tidak bagus, misalnya gigi yang berdesak-desakan atau gigi depan terlalu maju ke depan. Masih banyak lagi kasus-kasus yang dapat diatasi dengan perawatan orthodonti. Perawatan dimulai sejak persiapan ruangan untuk pergeseran gigi, bisa berupa pencabutan gigi maupun memperbesar ukuran rahang. Setelah ada ruangan, gigi-gigi yang bermasalah digeser dengan tenaga yang berasal dari tarikan kawat.



Usaha menarik gigi ke posisi yang baru ini ternyata tidak hanya berdampak pada gigi saja, tapi juga jaringan penyanggah gigi, yaitu gusi, tulang dan jaringan ikat di sekitar gigi. Jaringan penyanggah ini merupakan jaringan yang solid dan menyatu dengan gigi. Jadi meskipun ada gigi yang dicabut, tidak terlalu mudah ruangan bekas gigi yang dicabut itu diisi oleh gigi yang lain. Jadi selama pergeseran gigi ke tempat yang baru, harus ada penyusutan jaringan penyanggah untuk memberi jalan bagi pergeseran gigi. Sementara itu di bagian yang ditinggalkan harus tumbuh jaringan baru agar gigi tetap dapat tersanggah dengan baik.



Masalahnya muncul ketika besar daya tarikan kawat begitu besarnya, sehingga proses pergeseran gigi jauh lebih cepat daripada proses pembentukan jaringan baru pada penyanggah. Teknologi penciptaan alat orthodonti berkembang terus sehingga kecepatan pergeseran gigi dapat dibuat semakin cepat, namun kecepatan proses pembentukan jaringan secara alamiah tidak pernah berubah. Tidak ada teknologi yang dapat mempengaruhi proses alamiah itu. Bahkan, makin tua seseorang, proses itu akan makin melambat. Akibatnya, orang yang menggunakan alat orthodonti cekat sering mengalami gigi goyang.



Tentunya dapat dimengerti juga mengapa setelah gigi mencapai posisi yang diharapkan, harus ada retainer. Retainer ini gunanya untuk mempertahankan posisi yang telah dicapai, sampai proses pembentukan jaringan penyanggah gigi selesai. Waktunya bervariasi, tergantung usia dan besarnya pergeseran gigi, bisa 1, 2 atau 3 tahun. Selama jaringan penyanggah gigi belum bisa berfungsi sebagai penyanggah yang baik, retainer belum boleh dilepas. Secara umum dokter gigi biasanya menganjurkan penggunaan 24 jam sehari, kecuali waktu makan selama 2 tahun. Penghentian penggunaan retainer sebelum waktunya dapat mengembalikan gigi ke posisi semula seperti sebelum dirawat. Selain itu masih ada hal-hal lain lagi.

Gigi dalam rongga mulut sejak pertama kali berada di dalam mulut tidak pernah berdiri sendiri. Selalu tergantung pada gigi-gigi lainnya, baik gigi tetangga maupun gigi antagonisnya. Juga tergantung pada otot-otot wajah. Pada dasarnya, secara alamiah, posisi gigi-gigi di dalam mulut adalah posisi yang paling harmonis, meskipun mungkin tidak menarik. Artinya posisi inilah yang menentukan pola mengunyah, bentuk wajah, panjang otot di sekitar mulut. Bila diubah posisinya, maka semuanya juga berubah. Kalau posisi gigi-gigi baru setelah dirawat ternyata tidak harmonis, secara alamiah gigi-gigi akan berusaha kembali ke keadaan semula yang harmonis. Hal inilah yang membuat perawatan orthodonti tidak berhasil. Penyebabnya bisa karena rencana perawatan yang salah, sehingga alat yang digunakan tidak menghasilkan posisi yang tepat.

Perawatan orthodonti itu merupakan perawatan yang rumit, perlu direncanakan dengan cermat oleh dokter gigi. Ada perhitungan yang harus dilakukan pada ukuran-ukuran anatomis tulang-tulang wajah. Karena itu sebelum perawatan, harus dibuat foto rontgen cephalometri. Setelah selesai, harus dilakukan foto rontgen cephalometri lagi untuk mengevaluasi hasil perawatan. Bila foto rontgen tidak menujukkan hasil yang harmonis, berarti perawatan belum selesai . Berhati-hatilah mencari dokter gigi untuk melakukan perawatan orthodonti. Seringkali dokter tidak melakukan pembuatan foto rontgen foto pada akhir perawatan. Ini adalah hal yang gegabah.

Ada cara mudah untuk menguji apakah perawatan berhasil atau tidak. Katupkan rahang atas dan rahang bawah. Bila seluruh gigi depan dan belakang dapat berkontak bersama-sama, berarti perawatan berhasil. Percuma saja bila posisi ini tidak tercapai meskipun susunan gigi sudah rapi. Perawatan yang gagal, selain menyebabkan gigi kembali ke posisi semula, juga dapat menyebabkan perubahan letak persendian rahang bawah, perubahan panjang otot wajah bahkan ketegangan otot yang menyebabkan rasa sakit di kepala dan punggung.

Perawatan Ortodonti Interseptif Bagi Anak

Perawatan ortodonti interseptif adalah suatu perawatan ortodonti yang bertujuan untuk mencegah terjadinya maloklusi (susunan gigi yang tidak teratur atau berantakan) yang lebih parah dan menghilangkan maloklusi ringan yang sudah ada.

Berikut ini adalah beberapa contoh perawatan ortodonti interseptif:

Pemakaian space regainer.
Gigi sulung yang tanggal sebelum waktunya biasanya akan menyebabkan ruangan yang ditinggalkannya mengalami penyempitan, sehingga benih gigi tetap yang ada di bawahnya akan kesulitan untuk erupsi dan cenderung untuk erupsi di luar lengkung gigi yang seharusnya.
space regainer
Normalnya gigi sulung tanggal akibat desakan gigi tetap yang ada di bawahnya. Gigi sulung dapat tanggal sebelum waktunya akibat berlubang yang mengharuskannya untuk dicabut, trauma, dan lain sebagainya.

Space regainer merupakan alat yang dapat digunakan untuk melebarkan kembali ruangan yang telah menyempit sehingga gigi tetap dapat erupsi dengan baik pada tempat yang seharusnya.


Perawatan serial ekstraksi.
Misalnya ada pasien usia 8 atau 9 tahun yang memiliki keluhan gigi bagian depan yang berjejal. Bila tidak segera dirawat susunan gigi yang tidak teratur tersebut akan bertambah parah nantinya. Kondisi ini dapat dihindari dengan perawatan serial ekstraksi.

Perawatan serial ekstraksi merupakan perawatan dengan cara mencabut gigi sulung secara berkala pada saat-saat tertentu sesuai dengan keperluan.


oral screen
Pemakaian oral screen.
Anak-anak yang memiliki kebiasaan bernafas melalui mulut akan menyebabkan lengkung gigi dan rahang menyempit serta cenderung cembung ke depan atau istilah awamnya tonggos.

Kondisi ini dapat diatasi dengan penggunaan alat oral screen. Namun, sebelum dilakukan perawatan dengan menggunakan oral screen, penyebab kebiasaan bernafas melalui mulut ini harus dihilangkan.

Biasanya penyebab dari kebiasaan ini adalah adanya gangguan saluran nafas anak terutama pada bagian hidung. Akibat gangguan tersebut anak merasa lebih nyaman dengan bernafas melalui mulut. Gangguan saluran nafas hidung ini perlu ditindak lanjuti oleh spesialis THT (Telinga Hidung Tenggorokan).


Pemakaian Oral Grid
Anak yang mempunyai kebiasaan mendorong gigi depan dengan lidah lama kelamaan akan menyebabkan gigi depan akan semakin maju ke depan (tonggos).

Kebiasaan buruk ini dapat diatasi dengan penggunaan grid dengan alat ortodonti lepasan.

www.infogue.com

Ortodonti Atasi Maloklusi

Maloklusi gigi atau kelainan kontak pada gigi rahang atas dan bawah yang tidak diperbaiki dengan tetap dan sejak dini akan menyebabkan kelainan pada fungsi-fungsi lain. Posisi gigi yang berjejal misalnya, menyebabkan bakteri berkembang biak di daerah-daerah yang sulit dijangkau dengan sikat gigi. Jaringan penunjang gigi seperti gusi pun dapat rusak. Kondisi lebih berat akibat maloklusi adalah kerusakan pada sendi temporo mandibula (sendi antara tulang rahang rahang dan tulang wajah) yang bisa menimbulkan sakit kepala yang terus menerus atau masalah pencernaan.

Kelainan oklusi pada umumnya terjadi akibat faktor bawaan yang antara lain termasuk gigi berjejal, ruang atau celah antar gigi, kelebihan atau kekurangan gigi, celah bibir dan langit, serta kelainan pada rahang dan muka. Namun, maloklusi juga bisa ditimbulkan oleh kebiasaan buruk atau faktor lain, seperti kebiasaan menghisap jari tangan sejak lecil, kebiasaan menjulurkan lidah, atau kondisi pasca kecelakaan yang melibatkan bagian muka, kehilangan gigi terlalu dini, dan banyak faktor lainnya.

Prof. Dr. Eky Soeria Soemantri, SpOrt, mengatakan untuk mengatasi maloklusi biasanya melibatkan banyak faktor dan membutuhkan perawatan khusus dengan menggunakan alat-alat ortodontik seperti  alat cekat atau braces. "Tidak ada batasan umur dalam pemakaian alat cekat ini," ujar Ketua Ikatan Ortodonti Indonesia ini. Pemakaian alat cekat pada anak dan remaja umumnya  untuk memperbaiki penampilan/estetis. Sebaliknya, orang dewasa memakai alat cekat lebih untuk memperbaiki fungsi pengunyahan.

Sebelum pemasangan alat cekat akan dilakukan pemeriksaan keadaan kesehatan gigi dan mulut terlebih dahulu. Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan secara klinis, pencetakan model gigi, pengambilan x-ray panoramik untuk melihat keadaan gigi dan cephalometry untuk melihat kelainan tengkorak. Setelah itu dilakukan pembersihan karang gigi, perbaikan gigi yang berlubang karena karies. Seringkali diperlukan pencabutan gigi untuk menyediakan ruangan sebagai persiapan awal pemasangan cekat.

Ada dua macam alat cekat yang digunakan, yaitu yang dipasang di bagian luar gigi dan yang dipasang di bagian dalam gigi. Di bagian luar gigi, alat cekat tersebut ada yang terbuat dari metal dan ada yang transparan. Selain alat cekat, untuk memperbaiki maloklusi ada juga yang disebut alat lepasan. Alat lepasan kebanyakan digunakan pada anak-anak yang gigi tetapnya belum tumbuh semua tetapi perlu dilakukan perawatan. Misalnya pada kasus kelainan skeletal dan untuk menghentikan kebiasaan buruk pada anak.

Semua alat cekat tersebut sama fungsinya dalam memperbaiki maloklusi. Namun, alat cekat yang dipakai di bagian dalam gigi, secara estetika tidak kelihatan mengganggu, tetapi lebih susah pemakaiannya.

Setelah alat cekat selesai dipasang, pasien dianjurkan untuk meneruskan perawatan gigi dengan memakai alat lepasan selama 1 tahun. Maksud pemakaian alat lepasan ini adalah untuk menjaga agar hasil yang dicapai tidak berubah. Waktu kontrol alat cekat maupun alat lepasan berkisar 3 sampai 6 minggu.

Terkadang, pada pasien dengan kelainan skeletal, selain pemasangan alat cekat juga harus dilakukan operasi tulang rahang. Kelainan rahang yang tidak diperbaiki akan mengganggu pengunyahan, percakapan, dan penampilan pasien.

Dalam sosialisasi acara 3rd Bali Orthodontic Conference and Exhibition sekaligus Kongres Nasional Ikatan Orthodontis Indonesia (Ikorti)  ke-7 yang akan diadakan19-21 Juni 2008 nanti, Eky mengakui mahalnya alat cekat yang kerap digunakan dalam aplikasi ilmu ortodonti. Teknologi pembuatan braces mahal, katanya, karena Indonesia belum dapat membuat campuran logam yang dibutuhkan. Selain itu diperlukan pembuatan master braces, karena derajat angulasi setiap gigi yang berbeda.

Selain itu, Eky mengingatkan bahwa untuk melakukan praktik-praktik terapi ortodonti, harus dilakukan oleh dokter gigi yang memiliki spesialis ortodonti. Ia tidak menampik bahwa banyak praktik-praktik ortodonti dilakukan oleh dokter yang tidak memiliki kompetensi ortodonti. Hasilnya, terkadang malah membawa akibat yang lebih buruk pada pasien hingga memerlukan perawatan yang lebih sulit. Untuk itu, pasien harus menggunakan haknya untuk bertanya dan memilih dokter yang paling sesuai dengan kondisinya.


www.majalah-farmacia.com

Pertumbuhan Gigi Susu

Pada dasarnya erupsi atau keluarnya gigi susu pertama terjadi di usia 6-8 bulan. Umumnya diawali oleh keluarnya gigi seri tengah bawah, lalu secara berurutan gigi seri tengah atas, gigi seri lateral atas dan gigi seri lateral bawah, geraham susu pertama, gigi taring dan geraham susu kedua. Tapi erupsinya tak sekaligus, melainkan satu per satu dan kadang ada juga yang sepasang-sepasang. Umumnya ketika anak berusia 1 tahun mempunyai 6-8 gigi susu (tapi kadang ada juga yang hanya 2 gigi walaupun tanpa disertai keluhan pertumbuhan) dan akan menjadi lengkap berjumlah 20 gigi susu (4 gigi seri atas-bawah, 2 gigi taring kanan-kiri di atas-bawah, dan 4 geraham kiri-kanan di atas-bawah) pada usia 18 bulan atau 2 tahun. Kendati erupsi gigi pertama terjadi pada usia 6-8 bulan, namun masih belum bisa dikatakan terlambat apabila di atas usia tersebut belum juga keluar gigi pertama. Karena, normalnya erupsi gigi terjadi pada usia 6-12 bulan. Lain halnya bila si anak sudah berusia lebih dari setahun tapi belum juga terjadi erupsi gigi, maka perlu diketahui penyebabnya, ini apa bila anak belum sama sekali tumbuh giginya.
Kemungkinan keterlambatan itu karena ada kelainan pertumbuhan gigi atau pertumbuhan gigi yang tak sempurna. Misalnya, anak tidak mempunyai benih gigi, sehingga ditunggu sampai usia berapa pun tak akan ada erupsi. Tentunya kelainan ini akan tetap berlanjut sampai dewasa, ia tak akan mempunyai gigi kecuali bila dibuatkan gigi susu. Tapi faktor yang menyebabkan terjadinya kelainan pertumbuhan ini tidak diketahui secara pasti dan bukan diakibatkan kekurangan suatu zat tertentu. Diduga, kelainan ini hanya ada pada daerah-daerah tertentu. Ada juga ditemui kasus yang dikarenakan perkawinan, misalnya, keturunan suatu keluarga. Sementara erupsi gigi yang terjadi lebih dini juga dikatakan kelainan pertumbuhan. karena seharusnya erupsi gigi itu menurut normal perkembangannya. Jadi kalau di luar normal perkembangannya, maka dikatakan ada kelainan.
Erupsi gigi susu yang terjadi lebih dini termasuk kelainan pertumbuhan  dan perkembangan gigi. Contohnya, bayi yang pada saat lahir sudah  memiliki gigi (istilahnya gigi natal). Tumbuhnya tidak tentu, di bagian  depan atas atau bawah tapi jarang di bagian belakang. Banyaknya satu  buah. Ada juga erupsi gigi dini yang terjadi baru pada bulan pertama  setelah kelahiran (istilahnya gigi neonatal). Pada kasus keduanya, belum  tentu bayi mengalami gejala sakit tumbuh gigi.  Tapi tak semua gigi yang erupsinya lebih dini adalah betul-betul gigi dengan memiliki akar gigi. Ada juga yang bukan gigi betulan tapi semacam epitel atau tonjolan dari gusi yang keras seperti gigi tapi tak ada akarnya.  Nah, pada kasus ini mesti dilihat apakah mengganggu atau tidak. Kalau dianggap mengganggu, maka mesti dibuang. Tapi kalau tidak, ya, tak apa-apa. Yang dimaksud mengganggu, misalnya, gigi tersebut goyang karena memang belum mantap, sehingga si bayi merasa sakit dan membuatnya rewel. Tentunya kalau gigi tersebut goyang dikhawatirkan akan lepas sendiri sehingga bila tertelan oleh si bayi. Jadi, harus dicabut. Begitupun bila sang gigi membahayakan si ibu pada saat menyusui. Karena gigi tersebut tajam dan akan membahayakan puting susu karena luka gigitan.

Beberapa gejala pada anak pada saat giginya tumbuh (erupsi):

* Gatal pada gusi

Ini paling sering dialami. Rasa gatal ini membuat anak sering menggigit  benda yang dipegangnya. Untuk mengatasinya berikan biskuit bayi yang  agak keras tapi akan hancur terkena air liur, sehingga tidak  membahayakan. Atau bisa juga diberi mainan khusus bayi untuk  digigit-gigit yang aman dari zat beracun.

* Rewel

Keadaan gatal pada gusi membuat bayi merasa tak nyaman. Akibatnya bayi  yang baru tumbuh gigi hampir selalu rewel.

* Gusi tampak kemerahan

* Tidak nafsu makan

Perasaan tak enak di mulut karena tumbuh gigi bisa membuat anak malas  makan atau mengunyah. Meski demikian anak tetap harus makan.

* Demam

Biasanya tidak sampai demam tinggi. Bila demamnya cukup tinggi, bawalah  anak ke dokter untuk mengecek apakah demamnya memang disebabkan akan  tumbuh gigi atau ada penyebab lain.


GIGI TETAP

Gigi tetap pertama biasanya muncul di usia 6 tahunan. Oleh karenanya, paling baik kalau gigi susu tanggal ketika gigi tetap penggantinya sudah  teraba atau terlihat. Gigi susu harus dipertahankan karena merupakan
penuntun erupsi bagi gigi tetap. Jika gigi susu copot sebelum waktunya  gigi tetap keluar, maka gigi geligi “tetangganya” akan bergeser mengisi  sebagian kavling yang kosong. Akibatnya, gigi tetap tumbuh tidak pada
tempatnya alias berantakan. 

Oral Seks VS Kanker Mulut

Oral Seks Penyebab Kanker
Tahukah anda bahwa aktivitas oral seks bisa menyebabkan timbulnya kanker mulut? Sebuah penelitian dari The John Hopkins University School of Medicine scientists menyebutkan bahwa aktivitas oral seks merupakan salah satu cara berpindahnya human papillomavirus (HPV) yaitu virus penyebab terjadinya kanker servik dari servik ke mulut yang bisa menyebabnya munculnya kanker mulut.
Sebuah studi juga mengemukakan jumlah penderita kanker mulut setiap tahun nya semakin bertambah selama sepuluh tahun terakhir ini, bahkan melebihi penderita kanker testis dan kanker servik itu sendiri. Rata-rata penderita tersebut adalah mereka yang berusia dibawah 45 tahun dimana aktifitas seksual mereka sedang tinggi.
Pencegahan
Meski oral seks merupakan salah satu penyebab kanker mulut namun anda tak perlu terlalu khawatir, karena resiko terjangkitnya kanker mulut melalui seks oral masih terbilang rendah yaitu 1:10.000 orang. Sebaliknya rokok masih manjadi faktor utama menyebab kanker mulut disamping alkohol. Keduanya beresiko lebih tinggi 30 kali menyebabkan kanker mulut dibanding oral seks. Namun ada baiknya anda tetap waspada, tetap setia dan tidak bergant-ganti pasangan dalam melakukan hubungan seksual merupakan cara terbaik menghindari diri anda dari kanker mulut. Cara lainnya adalah dengan terlebih dahulu memerikasaan diri anda dan pasangan ke klinik gigi dan gusi untuk melakukan tes STD atau pengecekan kesehatan mulut untuk memastikan bahwa anda atau pasangan tidak membawa virus HPV. Hal ini terutama dilakukan bagi pasangan yang hendak menikah.
Vaksinasi
Vaksinasi juga merupakan alternatif pencegahan terjangkitnya virus HPV, namun vaksinasi HPV hanya dilakukan untuk wanita terutama wanita muda, sementara bagi pria hanya bisa melakukan vaksinasi pencegahan kanker servik melalui suntikan yang dilakukan selama 6 bulan dengan biaya yang terbilang mahal.
Riwayat Seksual Pasangan
Tidak yakin dengan riwayat seksual pasangan kadang membuat anda tetap merasa tidak aman melakukan oral seks meski hasil tes menyatakan bahwa anda berdua tidak membawa virus HPV. Untuk itu tidak ada salahnya jika anda memakai pelindung atau kondom saat melakukan oral seks. Meski cara tersebut bukan cara menyenangkan bagi kehidupan seksual anda dan pasangan, namun play safe lebih baik dibanding pengobatan bukan?
Penanganan
Deteksi lebih dini terhadap kanker mulut dapat memperbesar tingkat keberhasilan pengobatan. Waspada jika terjadi luka disekitar membran mulut yang tak kunjung sembuh setelah tiga minggu, atau munculnya benjolan-benjolan kecil disekitar mulut berwarna merah dan putih. Segera hubungi dokter anda secepatnya jika anda mengalami indikasi terjangkitnya kanker pada mulut anda.

Sumber : http://www.dechacare.com

Gigi Berlubang Menyebabkan Kematian

Apakah gigi berlubang dapat menyebabkan kematian? Jawabannya adalah ya, apabila gigi tersebut tidak dirawat dan kondisi tubuh yang lemah.

Gigi yang berlubang, dapat menjadi jalan yang cukup besar bagi bakteri untuk dapat masuk ke dalam tubuh. Infeksi dari bakteri ini sebenarnya dapat dilawan karena tubuh kita memiliki sel-sel yang berperan sebagai daya tahan tubuh.

Namun, apabila daya tahan tubuh kita sedang lemah, maka infeksi bakteri akan semakin hebat. Pada tahap awal, infeksi masih terlokalisir di daerah ujung akar dari gigi yang berlubang.

Biasanya akan timbul rasa tidak nyaman atau sakit saat gigi tersebut dipakai mengunyah atau ditekan. Pada tahap ini bisa ditanggulangi dengan perawatan saluran akar gigi dan penambalan sampai penggunaan antibiotik ataupun pencabutan gigi yang terinfeksi.

Bila tidak dirawat, infeksi akan menyebar ke daerah sekitar mulut seperti pipi dan leher. Kondisi ini dapat dikatakan cukup serius, dan mengharuskan penderita untuk dilakukan pembedahan pada daerah infeksi untuk mengeluarkan nanahnya jika kondisinya memungkinkan. Penderita juga diterapi menggunakan obat-obatan antibiotik.

Bila kondisi cukup parah, penderita juga diharuskan untuk dirawat inap di rumah sakit. Dan ada resiko terjadinya kematian jika kondisi pasien sangat lemah, disertai komplikasi penyakit lain ataupun perawatan yang kurang intensif. Gambar di atas adalah gambar dari infeksi dari gigi yang sudah menyebar ke daerah pipi.

Pada beberapa kasus, infeksi yang terjadi cukup hebat dan berlangsung cepat. Infeksi dapat menyebar ke daerah lain yang cukup vital yaitu ke daerah dada dan kepala. Kondisi ini sudah sangat serius dan memerlukan perawatan rumah sakit yang sangat intensif. Pada kondisi ini, khususnya infeksi ke daerah kepala, resiko kematiannya lebih besar lagi.

Dulu cukup banyak kasus kematian akibat infeksi dari gigi yang tidak ditangani dengan baik termasuk di Indonesia. Sekarang, biasanya infeksi ini sudah ditangani sejak tahap awal sehingga resiko penyebaran infeksi dan kematian dapat dihindari.

Sebenarnya untuk menghindari kematian akibat infeksi dari gigi sangatlah mudah. Cukup dengan menyikat gigi dengan baik, benar dan waktunya tepat serta rutin untuk memeriksa kondisi gigi dan mulut ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali.

Kalkulus/karang gigi

Kalkulus merupakan suatu endapan amorfatau kristal lunak yang terbentuk pada gigi atau protesa dan membentuk lapisan konsentris. Kalkulus disebut juga "tartar" merupakan endapan keras hasil mineralisasi plak gigi, melekat erat mengelilingi mahkota dan akar gigi. Selain pada permukaan gigi, kalkulus juga terdapat pada gigi tiruan dan restorasi gigi dan hanya bisa hilang dengan tindakan scalling.



Bakteri plak diperkirakan memegang peranan penting dalam pembentukan kalkulus, yaitu dalam proses mineralisasi, meningkatkan kejenuhan cairan di sekitarnya sehingga lingkungannya menjadi tidak stabil atau merusak faktor penghambat mineralisasi.

Kalkulus terjadi karena pengendapan ganam kalsium fosfat, kalsium karbonat dan magnesium fosfat. Komposisi kalkulusdipengaruhi oleh lokasi kalkulus dalam mulut serta waktu pembentukan kalkulus. Pada suatu saat kalkulus dapat cepat terbentuk, sedangkan pada saat yang lain lambat atau tidak terbentuk kalkulus.

Diketahui ada dua macam kalkulus menurut letaknya terhadap gingival margin yaitu kalkulus supragingival dan kalkulus subgingival. Kalkulus supragingival terletak di permukaan gigi diatas gusi. Sedangkan kalkulus subgingival terletak di permukaan gigi di bawah gusi.

Kalkulus supragingival dapat terlihat langsung di dalam mulut, warnanya putih kekuning-kuningan. Paling banyak terdapat pada daerah bukal gigi molar (permukaan geraham yang menghadap pipi) rahang atas dan lingual gigi insisivus (permukaan gigi depan yang menghadap lidah) rahang bawah.

Kalkulus subgingival tidak dapat terlihat langsung di dalam mulut, dan warnanya kehitaman. Paling banyak terdapat pada gigi insisivus (gigi depan) rahang bawah, diikuti oleh gigi molar (gigi geraham) rahang atas, kemudian gigi-gigi depan rahang atas.

Untuk menghilangkan kalkulus yang telah terbentuk, tidak bisa dengan hanya menyikat gigi atau dengan obat kumur. Prosedur penghilangan kalkulus disebut scalling, dan hanya bisa dilakukan oleh dokter gigi. Namun, kita dapat mencegah terjadinya kalkulus dengan rajin menjaga kebersihan gigi, yaitu dengan menyikat gigi minimal dua kali sehari secara benar dimana semua bagian-bagian gigi tersikat bersih. Juga jangan lupa untuk menggosok gusi dengan lembut perlahan-lahan. Untuk gusi rahang atas, gerakan sikat gigi dari atas ke bawah, dan untuk gusi rahang bawah gerakan sikat gigi dari bawah ke atas. Hal ini dapat menghalangi terbentuknya karang gigi.

Mencegah Pembentukan Karang Gigi

Apa itu Plak gigi?
Permukaan gigi kita tidak pernah betul-betul bersih. Segera setelah kita sikat gigi pun, lapisan tipis (disebut biofilm) akan segera terbentuk, yang mengandung banyak sekali mikroorganisme baik maupun jahat, dan akan bergabung dengan sisa makanan yang kemudian disebut plak gigi. Plak akan “matang” setelah 1-2 hari tanpa penyikatan gigi sama sekali, dan mengandung material organik seperti lemak, protein dan enzim serta material anorganik yaitu mineral terutama kalsium dan fosfor. Plak yang menumpuk dapat menyebabkan peradangan pada gusi, akibatnya gusi bengkak, warnanya merah terang, dan mudah berdarah. Kondisi ini juga dapat menyebabkan bau mulut karena plak akan diolah oleh bakteri dan menghasilkan senyawa sulfur yang menjadi sumber bau tak sedap.
Apa bedanya dengan karang gigi?
Bila tidak dibersihkan secara optimal, mineral-mineral yang berasal dari plak, air liur dan makanan akan terdeposit di dalam plak sehingga lama kelamaan plak akan mengeras, itulah yang disebut karang gigi (dental calculus). Komposisi dari calculus itu sendiri dapat berbeda-beda, bergantung dari konsentrasi kalsium dan fosfat yang terdapat dalam cairan mulut maupun yang didapat dari makanan/minuman, tingkat keasaman atau pH saliva, adanya ion-ion lain dalam air liur dan yang didapat dari makanan misalnya magnesium, dan masih banyak lagi. Calculus yang terjadi di permukaan gigi ini mirip dengan yang terjadi pada ginjal (batu ginjal) dan empedu. Plak yang menumpuk saja dapat menyebabkan bau mulut, apalagi karang gigi yang melekat di permukaan gigi.
Apa yang mempercepat pembentukan karang gigi?
Kebanyakan orang menganggap air liur sebagai sesuatu yang menjijikkan, namun keberadaannya di dalam rongga mulut sangat penting. Penurunan aliran air liur adalah salah satu hal yang mempercepat pembentukan karang gigi, apalagi kalau penyikatan gigi tidak optimal. Coba perhatikan saat Anda meludah, apakah air liur Anda kental, atau cair dan berbusa? Air liur sangat berperan untuk self-cleaning, dengan adanya air liur, sisa makanan dan plak yang terdapat di permukaan gigi akan terbilas secara mekanis namun hanya efektif pada daerah 2/3 mahkota gigi dan tidak pada daerah leher gigi. Oleh karena itu karang gigi paling banyak terbentuk di daerah leher gigi yaitu daerah mahkota gigi yang berbatasan dengan gusi, yang terlihat sebagai garis kekuningan atau kecoklatan.
Karang gigi bisa bersih dengan sikat gigi?
Tidak, dental calculus tidak dapat dibersihkan hanya dengan sikat gigi, namun dapat dibersihkan dengan penggunaan alat scaler ultrasonik atau dengan hand instrument. Scaler ultrasonik bekerja dengan cara vibrasi atau getaran pada ujung alat yang dapat dilepas dan disterilisasi. Bagian ujung alat tersebut juga menyemprotkan air sehingga membilas karang gigi dan kotoran yang rontok dan menjaga gigi tetap dalam keadaan dingin, karena panas yang timbul akibat gesekan ujung alat dengan gigi dapat menyebabkan trauma pada pulpa gigi. Vibrasi dari ujung scaler tidak merusak email, selama email gigi terbentuk dengan sempurna.
Tips mencegah pembentukan karang gigi
Kecermatan dan kedisiplinan dalam membersihkan dan menyikat gigi sebetulnya lebih penting ketimbang penggunaan pasta gigi tertentu. Terkadang banyak orang yang menyikat gigi asal-asalan yang penting disikat, tapi setelah menyikat gigi plak tetap ada dan kurang bersih. Sikatlah gigi sambil bercermin, dengan memperhatikan arah penyikatan (atas bawah sedikit memutar dan mengenai gusi). Dengan demikian Anda dapat lebih teliti dan dapat melihat apakah plak sudah betul-betul bersih. Ada baiknya Anda juga menerapkan dental flossing setelah menyikat gigi, untuk membersihkan daerah sela gigi yang tidak terjangkau oleh bulu sikat gigi. Dental floss biasanya dapat diperoleh di apotik. Dental floss sangat baik terutama pada orang yang memiliki gigi berjejal atau tumpang tindih
apakah anda sangat suka makan yang manis..?suka minum yang manis, suka jajan yan manis ….? Jika iya maka anda harus sedikit bisa menahan rasa ingin anda terhadap manis, Karena berdasarkan penelitian, bahwa makanan yang manis merupakan faktor terbesar yang menyebabkan gigi berlubang. Dan perlu anda tahu bahwa gigi belubang dapat menimbulkan banyak penyakit baik itu yang ringan sampai penyakit yang akut ( bisa menimbulkan kematian ). ketika anda mengkonsumsi makanan manis, maka kandungan gula pada makanan itu akan menempel pada kerak gigi dan jelas akan menimbulkan bibit gigi berlubang ( ini terjadi dalam kurun waktu 2 menit ). Jadi bagi anda para penggila permen, coklat , dan semua makanan yang manis sebaiknya anda dengan seksama membaca artikel ini. Karena percaya atau tidak gigi berlubang mempunyai akibat yang fatal jika kita tidak peduli. Saat gigi berlubang maka didalamnya ada infeksi terhadap gigi. apabila tidak ditambal segera maka akan mengakibatkan infeksi yang semakin dalam terhadap gigi itu, lalu menjalar kedalam rongga syaraf dan menyebabkan timbulnya abses diujung akar gigi. Abses gigi adalah kumpulan nanah YANG DIAKIBATKAN dari infeksi yang terjadi pada rongga syaraf gigi yang rasa sakitnya sangat luar biasa. Jika masih terus terjadi infeksi pada rongga syaraf gigi maka gigi berlubang akan mengakibatkan beberapa penyakit diantaranya :
tanggalnya gigi yang berlubang tadi
mediastinitis ( Peradangan pada dada )
sepsis ( peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi )
facial cellulitis, Ludwigs angina ( penyebaran infeksi kedalam jaringanlunak misalnya jantung, hati dan lainya )
osteomyelitisof the jaw ( Penyebaran infeksi kedalam tulang rahang gigi )
penyebaran lainya kan mengakibatkan abses otak ( infeksi pada otak manusia )
endocarditis ( peradangan yang terjadi pada lapisan jantung, otot jantung dan katup jantung )
pnemonia ( radang paru aru )
Jika di bedah lebih lanjut akan ada banyak lagi efek yang sangat berbahaya dari gigi berlubang. Jadi untuk kita yang lebih ingin sehat silakan lebih diatur pola makan dan cara konsumsi makanan kita. Artikel ini tidak melarang anda untuk mengkonsumsi makanan manis namun saya menyarankan untuk mengatur pola makan anda. Ada beberapa tip agar anda tetap bisa mengkonsumsi makanan manis tanpa harus khawatir akan mengakibatkan gigi berlubang.
silakan ikuti langkah sederhana ini :
1. Usahakan makan atau minum dengan kadar yang tidak terlalu manis. usahakan anda mengkonsumsi makanan atau minuman yang lebih wajar kadar gulanya. jangan terlalu banyak menambahkan pemanis, coklat, atau gula pada konsumsi anda. karena makanan atau minuman yang terlalu manis akan mengakibatkan proses
infeksi pada kerak gigi terjadi begitu cepat.
2. Jangan Makan / minum yang manis sebelum tidur jika anda hoby makanan atau minuman manis. saya sarankan agar tidak mengkonsumsinya sebelum anda tidur, Karena saat anda tidur infeksi terhadap gigi akan terjadi begitu cepat dan sulit ditanggulangi.
3. Jangan lupa menggosok gigi setelah konsumsi yang manis setelah anda mengkonsumsi makanan manis pastikan anda menggosok gigi agar sisa makanan manis itu bisa hilang dari gigi anda. jika anda belum sempat menggosok gigi silakan berkumur dengan air bersih atu netralkan dengan banyak minum air putih.

Monday, December 5, 2011

60-80 Pesen Penduduk Indonesia Menderita Gigi Berlubang

Karies atau gigi berlubang masih menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia. Ini terjadi karena pengikisan email gigi oleh bakteri penyebab gigi berlubang. Bakteri itu mengubah sisa makanan yang tersisa pada gigi.
Jumlah penderita gigi berlubang mencapai 60-80 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Melihat tingginya jumlah penderita gigi berlubang anak-anak Indonesia, Lotte Xylitol memberikan pendidikan mengenai perawatan gigi dan mulut kepada siswa yang duduk di bangku Sekolah Dasar, dengan tema “Duniaku Dunia Bebas Karies Gigi”.
Pendidikan mengenai perawatan gigi dan mulut dilaksanakan sejak tanggal 27 September hingga tanggal 27 Oktober 2011 di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Pada Selasa (18/10), kegiatan itu dilakukan di SD Muhammadiyah 6, Tebet, Jakarta Selatan.
Acara ini diisi dengan berbagai macam kegiatan seperti puppet show, games, dan pemeriksaan gigi secara gratis. Tujuannya untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya merawat kesehatan gigi dan mulut dengan baik sejak dini.
“Penelitian telah membuktikan xylitol bisa mengurangi risiko gigi berlubang. Zat xylitol telah digunakan di lebih 35 negara di dunia sebagai bahan makanan dan obat-obatan,” ujar Drg. Tri Eri Astoeti dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti.
Untuk mengurangi risiko gigi berlubang, biasakanlah menyikat gigi dua kali sehari. Pagi sesudah sarapan dan malam sebelum tidur. Bahkan, berdasarkan sejumlah penelitian, mengunyah permen karet yang mengandung xylitol akan membantu membersihkan permukaan gigi dari sisa-sisa makanan.

 tabloidcleopatra.com

Xylitol Efektif Kurangi Risiko Gigi Berlubang

Melakukan edukasi kesehatan gigi dan mulut tidak harus dengan cara yang membosankan, apalagi menakutkan, melainkan dapat dilakukan pendekatan dengan cara akrab dan menyenangkan khususnya jika dilakukan pada anak-anak, misalnya dengan pertunjukan boneka (puppet show). Hal itu yang dilakukan oleh Lotte Xylitol dalam memasyarakatkan pentingnya menjaga kesehatan gigi, khususnya mengenai masalah gigi berlubang alias karies gigi di hadapan siswa SD Muhammadiyah 06 Tebet Timur Jakarta, baru-baru ini.

Dalam pertunjukan boneka tampak adegan monyet yang sakit gigi akibat gigi berlubang. Salah seorang siswa bertanya pada monyet tersebut mengapa giginya berlubang. Sang monyet sambil mengaduh (yang tentu saja diperankan oleh dalang boneka) menjawab, "Saya nggak pernah sikat gigi."

Jawaban polos itu mengundang tawa para siswa SD, yang kemudian saling melihat kondisi gigi satu sama lain. Tidak hanya pertunjukan boneka, edukasi juga dilakukan melalui wahana permainan interaktif, menggambar serta mewarnai, dilanjutkan pemeriksaan gigi gratis.

Badai S Kristanto, Marketing Senior Manager PT Lotte Trade & Distribution mengungkapkan edukasi secara interaktif dua arah untuk menyampaikan pentingnya merawat kesehatan gigi kepada siswa SD, antara lain melalui pertunjukan boneka, dilakukan untuk meningkatkan kepedulian kesehatan gigi dan mulut kepada para siswa sejak dini. "Edukasi serupa pernah kami lakukan pada 2009, namun yang beda pada tools-nya. Kali ini kami mencoba lebih interaktif, antara lain melalui karakter animasi, dengan target menjangkau 10.000 anak di area Jabodetabek," kata Badai dalam jumpa media di Jakarta sebagai rangkaian School Tour ke SD Se-Jabodetabek dengan tema “Duniaku, Dunia Bebas Karies Gigi” yang dijadwalkan berlangsung 27 September - 27 Oktober 2011.

Masalah kesehatan gigi, khususnya gigi berlubang masih menjadi persoalan serius di Indonesia. Data Kementerian Kesehatan menyebutkan hampir 80% penduduk Indonesia mengalami karies gigi. Badai menuturkan, berdasarkan hasil survei dari beberapa sekolah yang telah didatangi Lotte Xylitol, dari 6.183 siswa yang telah dijaring, hanya 50% yang menyikat gigi dua kali sehari dengan benar. Dari survei juga terungkap hanya 38% siswa yang menjaga pola makan yang baik, 37 persen mendatangi dokter gigi enam bulan sekali, dan 60% memiliki karies gigi.

Menurut data Riskesdas Kementerian Kesehatan (2009), hanya 8,9 persen penduduk yang tidak menyikat gigi, atau sebanyak 91,1% sudah menyikat gigi. Sayangnya dari jumlah tersebut hanya 7,3% orang yang menyikat gigi sesuai anjuran yakni sesudah sarapan dan sebelum tidur malam. Akibatnya, rata-rata ada lima gigi yang rusak pada tiap penduduk. Bahkan penyakit gusi dialami hingga 70,2%.

Menurut situs kesehatan WebMD.com, kerusakan gigi terjadi karena kerusakan struktur gigi dan dapat mempengaruhi baik enamel (lapisan luar gigi) dan lapisan dentin gigi. Pembusukan gigi terjadi ketika makanan yang mengandung karbohidrat (gula dan zat tepung) seperti roti, sereal, susu, soda, buah-buahan, kue, atau permen yang tersisa pada gigi. Bakteri yang hidup di mulut mencerna makanan ini, mengubahnya menjadi asam. Bakteri, asam, sisa makanan, dan air liur bergabung untuk membentuk plak, yang menempel di gigi. Asam dalam plak melarutkan permukaan enamel gigi, membuat lubang di gigi yang disebut gigi berlubang, atau karies.

Gigi berlubang merupakan proses pembusukan pada gigi yang menimbulkan lubang pada gigi. Sedangkan radang gusi merupakan proses infeksi pada jaringan sekitar gigi, yang mengakibatkan gigi menjadi goyah dan tanggal dengan sendirinya. Dr. Tri Erri Astoeti, drg, M.Kes dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti, mengakui masalah gigi berlubang menjadi tantangan tersendiri untuk ditangani. "Prevalensi karies di Indonesia mencapai 60-80% dari populasi, serta menempati peringkat keenam sebagai penyakit yang paling banyak diderita. Jika tak ditangani dengan baik, penyakit gigi dapat menurunkan produktivitas, menjadi sumber infeksi bahkan bisa mengakibatkan atau memperparah beberapa penyakit sistemik," ujar Erri dalam kesempatan yang sama. "Penyebab gigi berlubang dan penyakit radang gusi adalah plak, yaitu endapan lunak yang menutupi dan melekat pada permukaan gigi, terdiri atas aneka ragam bakteri."

Lebih lanjut Erri menjelaskan, karies gigi atau gigi berlubang terjadi karena adanya pengikisan email gigi oleh bakteri penyebab gigi berlubang, yaitu Streptoccocus mutans, yang mengubah sisa-sisa makanan yang tersisa pada gigi, khususnya karbohidrat, menjadi senyawa asam. "Senyawa asam inilah yang mengikis lapisan email gigi dan menghilangkan mineral-mineral yang ada di gigi sehingga terjadi proses demineralisasi, yaitu hilangnya mineral dari lapisan gigi," ujar Erri.

Menyikat gigi merupakan proses pembersihan gigi yang rutin dilakukan orang. Sayangnya, banyak sisa makanan di daerah sela gigi yang tidak terjangkau oleh sikat gigi. Makanya tidak jarang dijumpai orang yang rajin menyikat gigi tetapi giginya tetap berlubang dan gusinya meradang.

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa mengunyah permen karet mampu membantu membersihkan permukaan gigi dari sisa-sisa makanan. Selain itu, pada anak-anak mengunyah permen karet membuat tulang dan otot beraktivitas sehingga mendorong tumbuh kembang tulang dan otot di sekitar mulut. Saat ini mengunyah permen karet telah berkembang menjadi bagian budaya manusia.

Berbagai uji klinis telah membuktikan bahwa xylitol secara bermakna dapat mengurangi risiko karies gigi, penggunaannya telah didukung oleh lebih dari 17 asosiasi kesehatan gigi dunia. WebMD mengungkap bahwa mengunyah permen karet yang mengandung xylitol dapat menghambat sementara pertumbuhan bakteri yang menyebabkan pembusukan gigi. Sedangkan Pusat Studi Saliva Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti telah melakukan penelitian dan membuktikan bahwa mengunyah permen karet yang mengandung xylitol 3 kali sehari mampu menstabilkan keasaman plak gigi serta menurunkan kuantitas plak gigi.

“Masalah gigi berlubang dapat diatasi dengan cara mengontrol terbentuknya plak gigi dan memperlambat proses maturasi (pematangan) plak gigi yang biasanya merupakan proses awal dari penyakit gigi dan mulut seperti gigi berlubang dan radang gusi. Berdasarkan penelitian kami, mengunyah permen karet yang mengandung xylitol mampu mengurangi kuantitas plak gigi yang mengurangi risiko terbentuknya lubang pada gigi,” ujar Erri.

Xylitol merupakan pemanis alami dengan kadar kalori 40 persen lebih rendah dari gula pasir namun memiliki tingkat kemanisan yang sama. Bakteri S. mutans mampu bertahan hidup karena memanfaatkan energi dari sisa makanan di mulut yang akan diubah sebagai asam. "Saat kita mengunyah permen karet xylitol yang tidak mengandung gula, kuman S. mutans tidak dapat memetabolisme xylitol sehingga tak mendapatkan energi. Jika hal ini berlangsung terus-menerus, kuman tersebut bisa mati dan tak mampu berkembang biak," ujar Erri.

Berbagai penyakit yang terkait dengan masalah kesehatan gigi, antara lain:
1. Stroke. Penyakit gusi dapat meningkatkan risiko stroke lebih dari 50% pada usia 25-54, berdasar studi yang dilakukan pada 800 penderita stroke.
2. Diabetes. Penderita diabetes memiliki kemungkinan 3 kali lipat mengalami penyakit gusi. Begitu pula mereka yang mengalami sakit gusi dapat menderita diabetes.
3. Penyakit jantung. Sejumlah studi mengungkapkan adanya hubungan antara penyakit gusi dan jantung. Hal ini diindikasikan bahwa risiko fatal dari penyakit jantung mencapai dua kali lipat lebih tinggi pada penderita gusi parah.
4. Kelahiran prematur. Bukti terakhir mengindikasikan bahwa wanita hamil dengan penyakit gusi parah memiliki kecenderungan 7 kali lipat memiliki bayi lahir prematur.
Erri menggarisbawahi dan menekankan pentingnya menyikat gigi 2 kali sehari sesudah makan dan sebelum tidur serta pemeriksaan rutin ke dokter gigi mengingat kesehatan gigi memainkan peran vital bagi kesehatan organ tubuh lainnya. “Kesehatan gigi yang berkualitas akan berdampak pada tubuh yang sehat dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Merawat kesehatan gigi pada anak-anak penting dilakukan mengingat hal ini terkait dengan tumbuh kembang mereka. Bayangkan, anak-anak yang giginya bermasalah, seperti berlubang yang mengakibatkan sakit gigi, pasti tidak optimal dalam belajar. Bahkan mungkin harus absen karena sakit gigi. Hal ini akan berpengaruh pada prestasi si anak," lanjut Erri.

Tips Mencegah Gigi Berlubang

Sejumlah cara dapat dilakukan untuk mencegah munculnya gigi berlubang, antara lain:
1. Menyikat gigi 2 kali sehari dengan pasta gigi berfluoride, dengan cara dan waktu yang pas, yaitu setelah makan dan sebelum tidur malam.
2. WebMD menyarankan konsumsi makanan bergizi dan seimbang, batasi makanan ringan. Hindari karbohidrat seperti permen, atau makanan yang bisa menempel pada permukaan gigi. Jika makanan lengket yang dimakan, sikat gigi segera setelah itu.

3. Kurangi konsumsi makanan manis. Gantilah camilan manis dengan camilan yang lebih sehat, misalnya buah dan kacang-kacangan. Usahakan mengonsumsi makanan manis bersamaan dengan waktu makan, sehingga bisa dibersihkan dengan menyikat gigi setelahnya.

4. Untuk balita, hindarkan memberikan susu dalam botol/dot sebagai pengantar tidur. Sisa susu yang tidak dibersihkan saat tidur bisa menjadi 'sumber makanan' kuman penyebab gigi berlubang.

5. Untuk ibu hamil, biasakan mengonsumsi makanan bergizi, sebab benih gigi bayi sudah terbentuk saat kehamilan trimester pertama.

6. Periksakan kondisi gigi secara teratur 6 bulan sekali ke dokter gigi, bahkan saat tak mengalami gejala sakit gigi.

7. Minum air fluoride. Setidaknya setengah liter air mengandung fluoride setiap hari diperlukan untuk melindungi anak-anak dari kerusakan gigi, menurut WebMD.

8. Kurangi risiko karies gigi dengan mengunyah permen karet yang mengandung xylitol minimal 50% dari total pemanis yang digunakan. Dianjurkan 2 butir setiap kali konsumsi, 5 kali sehari setelah makan dan sesudah sikat gigi.

"Pencegahan lebih baik untuk dilakukan dibandingkan mengobati. Oleh karena itu, rawatlah kesehatan gigi, mulut dan gusi sejak dini. Tidak sakit gigi bukan berarti tidak ada gangguan pada gigi. Kadang gigi berlubang tak menimbulkan rasa sakit. Jangan abaikan gigi berlubang, karena menjadi pintu masuk penyebab kuman sistemik," pungkas Erri. (go4healthylife.com)
 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management